Racun Korea: J.One Jelly Pack si korset wajah

Uwooooo akhirnya ada juga produk skin care Korea yang namanya simple. Sebenernya ini adalah produk kedua yang dibeli setelah COSRX A-Sol, tapi karena kondisi kulit saat itu yang begitulah adanya....ni produk masuk laci dan bobok manis. Berhubung kondisi kulit sudah agak lumayan (+ sudah tahu ni produk enaknya diapain), produk ini pun mulai dipake lagi.

Janjinya: Dramatic firming skin with improved elasticity and pore-smoothing

Kalau melihat berbagai review dan sort of iklannya, J.One Jelly Pack ini dipakai setelah cleansing dan sebelum sun cream + bb/cc cream. Jadi...... Boleh dibilang ini jelly adalah make up base (???).

Makin banyak jelly yang dipake, maka efek basah bakalan makin kuat. Di kulit yang saat itu lagi parah-parahnya diserang jerawat, tiga pump bikin jerawat terlihat basah. Eeeeuuww... Makin ga sehat kelihatannya, meskipun kalau dipake as sleeping pack bangun-bangun kulit lebih lembap dan halus.

Efek korset (kulit wajah terasa ketat) yang dijanjikan bakalan terasa kalau pake dua atau tiga pump. Ga berani make lebih dari itu. Selain harganya mahal   T.T  bisa dipastikan makin looks oily.

LOVE: no smell, no colour, funny gel texture, clean and simple design, skin felt soft and hydrated.
HATE: bloody expensive, will looks oily and ugly on acne or even on acne scar. 

Cuma pernah pakai dua kali pas siang dan berasa belum pantas. Jadilah ni produk dipake pas malem di bagian paling akhir buat wrap my skin along with all those products.
Yeap...i felt like a delicious sushi with all those salmon and fish egg wrap nicely in a nori.

Jujurnya sih pengen nyoba yang versi hitam, tapi lebih mahal lagi ... lol ... Nyari diskon ahhh.
Will i repurchase? Hmmmmm ... Kemaren sempet liat ada produk jelly juga. Satu keluaran si Sonnpark, satunya lagi Pyunkang Yul. I'll try those two first la.


Notes: artikel ini hanya catatan pribadi penulis, ditulis bukan sebagai saran atau panduan pengobatan maupun perawatan. Bila pembaca mengikuti apa yang ditulis, tanggung jawab sepenuhnya ada pada pembaca/pengguna bukan pada penulis. Sebuah produk bekerja tergantung ada situasi dan kondisi penggunanya, setiap produk bisa jadi memiliki efek yang berbeda di tiap orang.

Comments

Popular posts from this blog

Lenovo Yoga Book: Beli, enggak, beli, enggak