Declutter Dipan




Si dipan ini umurnya cukup lumayan. Zaman kuliah dulu minta nyokap buat dibikinin dipan (Pak Min tentunya) yang bawahnya ada ruang penyimpanan. Jadilah itu dipan 6 kabinet & 6 laci serta satu ruang tanpa pintu di headborad masing-masing di depan dan belakang.

Pas kemarin renov kamar, baru sadar kalo si dipan ini ruang-ruang di bawahnya messy berat. Dikit-dikit mulai diberesin. Belum kelar beneran tapi bentuknya mulai keliatan.

Lemari di bawah dipan

BEFORE

Si laci-laci ini awalnya kebanyakan main tumpuk saja tanpa mempertimbangkan sering tidaknya barang-barang tersebut digunakan. Tiga laci full CD & VCD (yang sayang dibuang karena ori), satu campuran underwear dan kaos kaki, sisanya lagi nggak keruan.

Dipikir-pikir uda lama juga ngga muter CD & VCD, akhirnya semua dimasukin ke
Ukurannya lumayan pas. Ada sisa dikit di samping.
kardus.

Laci 1 & 2
Kaos kaki & panty dimasukkin ke dalam organizer yang dimasukkin ke laci (pisah). Penjual panty organizer dan socks organizer banyak banget.

Harga bervariasi mengikuti bahan. Yang dibeli dan dipakai ini nama bahannya baby ripstop (kata si penjual). Jenisnya kaku meskipun nggak pakai penahan. Ada tutup mikanya tapi males makenya, jadi si tutup dilipet dan diselimpetin ke bawah.

Divider-nya bisa dicopot, jadi buat yang sudah terlajur beli tapi nggak butuh divider-nya (lah terus ngapain beli ini >.<), bisa dipakai buat benda selain kaos kaki dan panty.


Divider gratisan
Laci 3
Untuk bra, males juga beliin organizer khusus. Selain harganya lumayan mahal (mendekati panty/socks organizer), cuma bisa diisi 7 buah. Ogah beut.

Biar agak lumayan rapi, akhirnya mereka semua dipersatukan dalam kotak sepatu. Panjangnya pas banget. Berhubung sebelah kanan masih kosong melompong, diisi sama legging, tights, & stockings.

Laci 4, 5, & 6
3 laci buat dress & baju
Masih inget kan kalo lemari lama diancurin? Nah karena fakir lemari non-gantung, 3 laci didedikasikan untuk baju dan dress masing-masing terpisah. Baju rumah dan baju layak pakai luar rumah untuk sementara ini dipisah.


DIGULUNG bukan dilipet
Zaman lemari dulu itu, baju semua dilipat lalu diletakkan layer per layer. Std deh. Metode ini cocok buat lemari dan bukan laci.

Saat ini yang digunakan untuk baju dan dress adalah laci. Peletakkan berlapis dijamin bikin susah nyarinya terutama kalau lagi grasa-grusu. Awalnya mungkin rapi jali, tapi begitu hari kesekian bakalan keliatan deh bentuknya makin sedih.

Peletakkan digulung lebih memudahkan pencarian karena sekali tarik laci semua isinya berikut motif dan warna akan terlihat jelas. Tentunya perkecualian buat yang koleksi pakaiannya polos dan warna monoton.

Kabinet bawah dipan
Dulu kabinet ini diisi begitu aja. Bentuknya yang pendek dan dalam bikin susah keluar masuk barang. Walhasil kemarin nemu sereal dan mie instan kadaluarsa. Kali ini semua barang yang mau dimasukin ke dalam kabinet-kabinet ini akan dipersatukan dulu dalam sebuah wadah.

Satu sudah diisi plastic wagon yang ada rodanya. Si wagon ini diisi toiletries. Wagon kayak gini bagus dan pastinya memudahkan kalau mau pindahan. Sayangnya, harganya mahal dan bagian penutupnya makan tempat.

Satu lagi full dengan kotak sepatu (sebagian ada isinya). Mereka semua untuk sementara disatukan di dalam luggage cover. Belum ada ide mau disatuin pake apa yang nggak terlalu makan ruang.

Satu sudah diisi kardus scan & printer. Kardus ini diisi jaket-jaket tebal dan dress seasonal. Mayan deh, si kardus printer ada tempat buat naro yang nggak makan tempat.

3 sisanya masih kosong. Bakalan diisi sesuatu tapi mau cari wadah pemersatu dulu. Bisa jadi si kardus CD & VCD bakalan dimasukkin sini.

Comments

Popular posts from this blog

Lenovo Yoga Book: Beli, enggak, beli, enggak